Pengertian Iklim Organisasi

Pengertian Iklim Organisasi

Organisasi  dibentuk,  dikembangkan,  menaik,  dan  menurun  sangat berhubungan erat kaitannya dengan kondisi lingkungan organisasi. Organisasi membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten, memiliki skill yang tinggi, dan kemampuan beradaptasi yang baik dengan lingkungan kerja yang baru. Lingkungan kerja yang dipersepsikan baik oleh sumber daya manusia mampu menunjang produktifitasnya sehingga timbul rasa nyaman dan rendahnya kebosanan yang akan terbentuk. Iklim organisasi juga merupakan faktor penting  yang menentukan kehidupan suatu organisasi.  Iklim seperti halnya sidik jari dan lapisan salju, organisasi selamanya unik. Masing-masing organisasi memiliki budaya, tradisi, dan metode tindakannya sendiri yang secara keseluruhan menciptakan iklimnya. Satu organisasi mungkin menciptakan sumber daya manusia yang sifatnya sibuk, efisien, dan efektif, tetapi di organisasi lainnya justru nampak santai, kinerja yang rendah dan kebosanan yang tinggi. Inilah yang menggambarkan unsur psikologis  iklim di dalam suatu organisasi.

Terdapat dua aspek yang fundamental   Davis (2001:92) yang harus menjadi perhatian dalam iklim organisasi yaitu tempat kerja itu sendiri (WorkSelf) dan perilaku yang diterima dari manajamen. Karyawan akan merasakan bahwa iklim organisasi tertentu menyenangkan apabila mereka melakukan sesuatu yang berguna yang memberikan rasa kemanfaatan diri. Oleh karena itu, iklim organisasi memiliki peranan yang cukup penting dalam kemampuan secara organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Handoko (1997: 124) dalam Harlie (2008: 468) menyatakanbahwa iklim   organisasi   merupakan   suatu   suasana   organisasi   yang   diciptakan beberapa komponen yang membentuk nilai kebijaksanaan, yang pelaksananyasesuai dengan kepentingan kelompok kerja. Komponen- komponen yang membentuk suasana ini meliputi: praktik pengambilan keputusan yang lebih partisipatif dan berpola kelompok, adanya arus komunikasi  yang  mengalir  ke  seluruh  jenjang  organisasi  secara  memadai dalam arti jumlah dan mutu, terciptanya kondisi kerja yang sedemikian rupa sehingga mendorong dan merangsang para pegawai untuk bekerja giat, adanya penghargaan yang penuh terhadap sumber daya  manusia  sebagai modal dasar organisasi, adanya pengakuan pengaruh bawahan dalam melaksanakan tugas pekerjaan. Dalam hal ini, iklim organisasi berfungsi sebagai faktor pengaruh dalam  proses  belajar  mengajar  bagi  perilaku  kerja  dan  kepuasan  kerja. Semakin sesuai dan menyehatkan suatu iklim organisasi akan semakin tinggi tingkat kinerja dan kepuasan kerja pegawainya.

Iklim  organisasi  adalah  lingkungan  manusia di  dalam  mana para pegawai organisasi melakukan pekerjaan mereka, Davis (2001: 21).

Koleksi dan pola lingkungan yang menentukan munculnya motivasi serta berfokus  pada persepsi-persepsi yang masuk akal atau dapat dinilai, sehingga mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja anggota organisasi, Stinger dalam Wirawan (2007).

Iklim organisasi mencerminkan kondisi internal suatu organisasi karena iklim hanya dapat dirasakan oleh anggota organisasi tersebut, dan iklim dapat menjadi sarana untuk mencari penyebab perilaku negatif yang muncul pada karyawan, Amundson dalam Martini & Rostiana  (2003).

Para pegawai merasa bahwa iklim tersebut menyenangkan apabila mereka melakukan sesuatu yang bermanfaat dan menimbulkan perasaan berharga. Mereka sering kali menginginkan pekerjaan yang menantang dan yang memuaskan secara intrinsik. Kebanyakan pegawai juga menginginkan tanggung jawab dan kesempatan untuk berhasil. Mereka ingin didengarkan dan diperlakukan sebagai orang yang bernilai.  Para pegawai ingin merasa bahwa organisasi benar-benar memperhatikan kebutuhan dan masalah mereka, Davis (2001: 24).

Seorang peneliti Rensis likert dalam Buku karangan  Davis (2001: 25) dalam mengukur iklim organisasi dengan mengembangkan instrument klasik yang berfokus pada gaya manajemen yang diterapkan survei likert antara lain kepemimpinan, motivasi, komunikasi, interaksi, pengaruh, pengambilan keputusan, penyusunan tujuan, dan pengendalian. Dalam hal ini responden diberikan sebuah kontinum pilihan bagi masing-masing butir untuk menunjukan apakah mereka orang yang bersangkutan cenderung   memilih iklim otokratis, yang sangat terstruktur atau iklim yang lebih partisipatif dan berorientasi pada manusia. Kesimpulannya bahwa iklim organisasi yang berorientasi kepada manusia menghasilkan tingkat prestasi yang lebih tinggi dan kepuasan kerja yang lebih besar. Semakin sesuai dan menyehatkan suatu iklim organisasi akan semakin tinggi tingkat kinerja dan kepuasan kerja pegawainya.

Post a Comment for "Pengertian Iklim Organisasi"