(Haruskah diperhatikan atau diabaikan)
Melakukan aktivitas fisik selama kehamilan terlihat aman bagi wanita, apakah berpengaruh pada pertumbuhan janin, perjalanan kehamilan, berat lahir, atau kesehatan maternal ?
Sepanjang sejarah, aktivitas fisik selama kehamilan lebih banyak berdasarkan atas kultur dan sosial dari pada bukti-bukti ilmiah. Saran standart untuk “moderasi”, meskipun definisi “moderasi” bervariasi seperti berjalan setiap hari setidaknya 2-6 mil (3,2-9,2 km), dimulai abad 20 sampai rekomendasi pada tahun 1950 muncul, tidak diteruskan dengan olah raga tetapi mengerjakan rumah dan berjalan 1 mil lebih disukai dan dipisah menjadi beberapa tahap pendek.
Review ini bertujuan untuk menguji bukti-bukti dan memberi panduan untuk keamanan latihan prenatal yang baik.
Pertimbangan Fisiologis
Kehamilan menekan tubuh lebih banyak dibandingkan dengan kejadian fisiologis lain pada kehidupan wanita sehat dan membutuhkan pertimbangan adaptasi kardiovaskular, metabolik, hormonal, respirasi dan muskuloskeletal. Karena adaptasi yang terjadi selama kehamilan berfungsi untuk memberi makanan dan melindungi janin, dan hal ini terjadi selama dilakukannya latihan untuk menjaga homeostasis maternal, maka aktivitas fisik selama kehamilan akan menciptakan konflik kebutuhan antara maternal dan janin serta resiko untuk hasil kehamilan.
Aliran Darah Uterus
Secara fungsional, peningkatan volume darah selama kehamilan membantu sistem vaskular dalam memperluas uterus dan menumbuhkan unit fetoplasental. Selama latihan jangka pendek, cardiac output didistribusikan organ sphlanik untuk kerja otot. Respon hemodinamik saat latihan merupakan perhatian dasar untuk mengetahui terjadinya hipoksia janin dan retardasi pertumbuhan janin (IUGR).
Penelitian yang dilakukan pada manusia dan hewan, ditemukan adanya penurunan aliran darah uterin dalam latihan selama kehamilan, beberapa mekanisme memperlihatkan aktivitas menjaga konsumsi oksigen janin secara relatif. Hasil pengiriman O2 janin dan konsumsi O2 janin tidak tercapai selama latihan maternal.
Hipertermia
Saat istirahat, temperatur janin kira-kira lebih tinggi 0,5 dari pada temperatur maternal. Keadaan ini dapat meringankan temperatur janin dengan menyalurkan temperatur ke ibu, terutama melalui plasenta. Karena hipertermi berat mempengaruhi efek teratogenik terutama defek tube neural dan faktor primer mempengaruhi temperatur janin terlihat pada temperatur maternal, kelebihan temperatur maternal dapat menimbulkan ancaman serius pada janin. Temperatur janin selama aktivitas maternal tidak dipelajari secara langsung pada manusia, observasi memperlihatkan perubahan relatif moderate temperatur maternal selama aktivitas kehamilan, dibandingkan dengan aktivitas yang tidak hamil, peningkatan thermoregulasi selama kehamilan akan melindungi dari hipertermia.
Ketersediaan Substrat
Salah satu energi untuk latihan aerobik, terutama untuk intensitas yang lebih tinggi adalah karbohidrat yang diperlukan otot skeletal dengan menjaga glukosa plasma pada level tetap melalui peningkatan otot skeletal dengan menjaga glukosa plasma pada level tetap melalui peningkatan produksi glukosa hepatik. Aktivitas akan meningkatkan toleransi glukosa, sensitivitas insulin di perifer dan mengurangi respon insulin beban glukosa. Sebaliknya bila kehamilan telah lanjut, saat istirahat, toleransi glukosa melemah, sirkulasi insulin meningkat, sensitivitas insulin (terutama pada otot skelet) menurun, glukosa plasma puasa meningkat, bahkan puasa di malam hari meningkatkan asam lemak bebas dan keton, dan menyebabkan “kelaparan”.
Secara fungsional, perubahan ini memisahkan glukosa fetus dengan meningkatkan mobilisasi lemak untuk mengalirkan substrat ke jaringan maternal. Karena janin tergantung pada suplai glukosa untuk lemak dan sintesis protein, sebuah pertanyaan yang tak terselesaikan tentang latihan selama kehamilan adalah apakah karbohidrat dibutuhkan atau tidak oleh janin dan otot yang bekerja tanpa mengganggu ibu atau bayi.
Banyak penelitian menemukan bahwa latihan, terutama pada kehamilan lanjut, mempunyai efek hipoglikemia. Apakah hal ini mempunyai efek merusak hasil kehamilan khususnya pertumbuhan janin, tidak dapat ditentukan. Bagaimanapun aktivitas bermanfaat pada diabetes gestasi.
Kontraksi Uterus
Adrenalin dan nonadrenalin dilepaskan selama aktivitas baik selama hamil atau tidak, dengan meningkatkan nonadrenalin dibandingkan adrenalin. Secara teori, karena nonadrenalin sebagai stimulator uterus, latihan yang dilakukan dapat menstimulasi kontraksi uterus dan menyebabkan kelahiran prematur. Bukti-bukti yang ada menyatakan bahwa latihan atau aktivitas fisik lain tidak menstimulasi aktivitas uterus, meskipun dengan latihan meningkatkan katekolamin maternal, level katekolamin janin terlihat relatif stabil. Hal ini menghalangi efek stimulasi pada pengaruh nonadrenalin maternal dan melindungi aktivitas uterus yang berlebihan.
Pertimbangan Psikologis
Pada masalah psikologis yang potensial, memperlihatkan mekanisme kompensasi yang melindungi janin. Bukti penelitian pada manusia berhubungan dengan aktivitas fisik selama kehamilan mendukung kesimpulan bahwa psikologis lebih adekuat dalam mengakomodasi adanya penekanan aktivitas selama kehamilan, terutama ketika wanita sehat dengan kehamilan yang normal dan mampu untuk memiliki usaha yang sesuai dengan tingkatannya.
Aktivitas Fisik dan Hasil Kehamilan
“Western Societies” lebih dari 20 tahun yang lalu, terdapat 2 sekuler tentang aturan pada wanita, berdasarkan literatur pertumbuhan tubuh dengan efek aktivitas fisik dan hasil kehamilan. Yang pertama adalah meningkatkan partisipasi wanita dalam pekerjaan dan meningkatkan partisipasi wanita pada aktivitas kehamilan. Hasilnya banyak wanita hamil yang mengalami level yang kronis dan stress fisik yang berpengaruh pada pemaparan hasil kehamilan.
Perkembangan dan Pertumbuhan Janin
Banyak buku-buku yang telah menguji hubungan antara kehamilan, berat lahir janin dan umur gestasi. Pada beberapa kasus dilaporkan, wanita yang berlari secara teratur pada saat hamil, kelahirannya normal dan mempunyai janin yang berat lahirnya normal. Laporan ini didukung kurangnya kelompok perbandingan, sehingga tidak mungkin menyamakannya.
Beberapa penelitian telah gagal mencari hubungan yang signifikan antara fitness dan berat lahir atau umur gestasi. Salah satu penelitian telah membandingkan hasil kehamilan pada wanita yang berpartisipasi dalam program latihan yang teratur selama kehamilan dengan kelompok yang tidak latihan sebagai kontrol.
Hasil penelitian ini menunjukkan positif, negatif dan tanpa efek. Ukuran sample kecil secara umum mungkin tidak memberikan statistik yang sesuai untuk mendeteksi hubungan yang benar-benar ada.
Sebuah meta-analisis, data dari 18 penelitian observasi dan intervensi menunjukkan tidak ada perbedaan pada berat lahir atau umur gestasi antara wanita yang latihan atau tidak. Ini beralasan untuk menyimpulkan bahwa latihan selama kehamilan normal wanita sehat tidak berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan janin.
Aktivitas Bekerja
Penelitian epidemiologi tentang aktivitas bekerja terhadap berat lahir dan umur gestasi menggambarkan hubungan timbal balik. Berdiri, diterima karena kemungkinan terkumpulnya aliran vena, menurunnya tekanan darah dan aliran darah uterus, terutama pada kehamilan lanjut. Aktivitas bekerja lainnya seperti angkat berat, berhubungan dengan meningkatnya resiko kelahiran preterm atau berat lahir rendah. Pada beberapa penelitian, telah mengkategorikan keseluruhan aktivitas fisik, diantaranya dari tahap pemakaian energi beberapa waktu dengan duduk berjam-jam, berdiri, angkat berat, kebutuhan untuk kekuatan tubuh bagian atas, kerja dengan giat, tekanan, tidak menunjukkan adanya hubungan antara berat lahir rendah atau prematuritas.
Penelitian aktivitas fisik dan pertumbuhan dan perkembangan janin secara bersama mengindikasikan bahwa aktivitas fisik itu aman, terutama dengan nutrisi yang baik, wanita yang sehat.
Pengecualian untuk ini termasuk peningkatan resiko yang berhubungan dengan prematuritas dengan berdiri yang terlalu dan penurunan berat lahir dihubungkan dengan nutrisi yang buruk dan berat yang dibatasi.
Perjalanan Kehamilan, Persalinan dan Kelahiran
Terdapat beberapa studi yang sistematis aktivitas fisik dan hasil kehamilan seperti keguguran, komplikasi kehamilan dan kelahiran, type kelahiran dan persalinan yang lama. Bukti yang ada umunya menunjukkan tidak saling berhubungan. Walaupun demikian hal tersebut merupakan suatu pengecualian.
Khusus fitnes dan aktivitas ayang tingkatnya alebih tinggi mungkin dapat berhubungan dengan persalinan yang lebih cepat. Beberapa penelitian memberi kesan bahwa latihan selama masa kehamilan mungkin berhubungan dengan type persalinan, tetapi petunjuk mengenai hubungan ini belum jelas. Dan lagi temuan-temuan yang menghubungkan dengan sedikit toxaemia, mengurangi resiko hipertensi gestasional dan preeklamsi, dan berkurangnya frekwensi dari komplikasi yang lain pada kehamilan, persalinan dan kelahiran telah dilaporkan. Bagaimanapun ketidak konsekuensian dalam penentuan-penentuan dan kelemahan metode dari banyak studi menyebabkan interprestasi dari hasil-hasilnya menjadi sulit. Meskipun demikian penemuan ini bersamaan dengan kealpaan beberapa laporan masalah-masalah signifikan yang berhungan dengan aktivitas memberi kesan bahwa aktivitas atau latihan selama kehamilan yang sehat tidak akan menimbulkan konsekuensi yang menyakitkan selama kehamilan dan mungkin mempunyai beberapa manfaat.
Kesehatan Maternal
Pengamatan pada wanita yang beraktivitas terus-menerus selama kehamilan, meskipun biasanya pada tingkat mengurangi aktivitas memberi kesan bahwa mungkin mereka menaikkan atau setidaknya tidak merubah kapasitas/frekwensi erobik mereka. Memperbaiki penampilan dengan olahragawati yang berkompetisi yang mempunyai pengalaman mengikuti persalinan terbukti memberi dukungan yang anekdotal untuk pandangan ini, sama seperti penelitian kasus olahragawati yang mempertahankan kapasitas fitnes mereka sebelum kehamilan sampai masa kehamilannya.
Gejala-gejala Kehamilan
Beberapa studi telah menemukan bahwa wanita yang berlatihan fisik selama kehamilan dilaporkan bahwa gejala-gejala yang biasa timbul pada kehamilan seperti nausea, kelemahan, kram kaki, sakit di seputar ligamen dan sakit punggung. Hasilnya memberi kesan bahwa wanita tidak banyak melakukan aktivitas karena mereka merasa lebih baik, tetapi merasa lebih baik karena mereka melakukan aktivitas. Dan lagi bukti terbatas yang mengindikasikan bahwa latihan selama kehamilan berhubungan dengan manfaat psikologi seperti meningkatkan kepercayaan diri dan penampilan diri, sebaik peningkatan nafsu dan tidur yang nyaman. Mekanisme biologi yang bertanggung jawab pada efek-efek ini dapat termasuk hormonal dan adaptasi metabolisme yang berhubungan dengan fungsi kardiovaskuler, perubahan pelepasan katekolamin dan responnya, dan meningkatkan opiat endogen, hal di atas terjadi pada kehamilan itu sendiri.
Perlukaan pada Otot-otot Rangka
Perubahan anatomi dan psikologi yang mengiringi kehamilan mungkin meningkatkan resiko perlukaan pada otot-otot rangka dari latihan gerak badan dan olah raga.
Pertama, perubahan pada ukuran dan orientasi dari uterus meningkatkan lordosis dan meningkatkan tekanan pada tulang belakang bagian bawah. Hal ini juga merubah sentral gravitasi yang membuat keseimbangan semakin sulit. Kedua, pada permulaan kehamilan peningkatan sekresi dari relaksin menyebabkan kelemahan pada ligamen pelvis dan melunakkan fibrokartilago yang menahan tulang pelvis yang bersamaan. Hal ini sama terjadi pada persendian-persendian lain dan peningkatan yang sama untuk terjadinya ruptur pada ligamentum. Dan lagi pada kehamilan tua udem merupakan hasil dari retensi air, dapat membatasi jarak dari gerakan pada mata kaki dan pergelangan tangan dan menyebabkan kompresi nervus di pergelangan tangan dan tangan bengkak pada daerah karpal. Akhirnya kehamilan berhubungan dengan bertambahnya berat badan sehingga dapat menambah tekanan pada sendi-sendi yang lain seperti lutut dan mengurangi pergerakan.
Meskipun penelitian efek dari latihan selama kehamilan belum banyak dilaporkan tentang perlukaan pada otot rangka, didapat data klinik yang memberi kesan bahwa perlukaan seperti itu memang sering terjadi. Kejadian ini sering tidak terdokumentasi, tetapi implikasi untuk jangka lama bagi ibu dan kesehatan janin terlihat minimal.
Rekomendasi Untuk Latihan Selama Kehamilan
Wanita normal yang sehat, kehamilan yang tidak ada komplikasi boleh melakukan latihan dengan sedikit pengurangan tanpa pengaruh yang merugikan bagi bayi dan diri mereka sendiri. Wanita yang terlatih yang secara rutin biasa melakukan latihan sebelum konsepsi, dapat terus meneruskan program latihan mereka, meskipun pada kenyataannya gejala spesifik dan tingkat kenyamanan secara keseluruhan sering kali cara latihannya berubah dan mengurangi durasi, frekwensi atau intensitasnya. Untuk wanita yang tidak biasa berlatih sebelum kehamilan adalah sangat aman untuk memulai program latihan, terutama sekali di trimester kedua. Dengan demikian kehamilan mungkin merupakan waktu bagi wanita untuk membuat perubahan tingkah laku yang positif, saat itu mungkin sebenarnya adalah saat yang optimal untuk membangun aktivitas-aktivitas kebiasaan seumur hidup, meskipun kehadiran bayi dapat mengganggu kebiasaan tersebut.
Komponen Program Latihan Prenatal
Rancangan dasar dari program latihan prenatal adalah sama dengan program latihan lainnya. Program tersebut harus sesuai dengan individu masing-masing peserta, yang perlu diperhatikan pada mereka adalah :
- Status kesehatan.
- Pengalaman dan program latihan.
- Kepentingan atau minat dan keinginan.
Dan harus termasuk di dalamanya :
- Kondisi aerobik.
- Kekuatan otot.
- Daya tahan atau ketahanan.
- Fleksibilitas.
- Pemanasan.
- Pendinginan.
- Relaksasi.
Anjuran latihan yang spesifik harus dirumuskan sebagai pengertian dari perubahan anatomi dan psikologi dan menentukan keperluan menurut kehamilan. Untuk kondisi aerobik, keputusan tentang modal latihan, frekwensi, durasi dan intensitas harus dikendalikan dengan akal sehat dan berdasarkan kenyamanan. Aktivitas aerobik yang tepat termasuk berjalan, berenang, kelas aerobik yang ringan dan latihan di air. Aktivitas yang harus dihindari termasuk yang membawa resiko trauma abdominal atau yang menampilkan kondisi lingkungan yang berbahaya, seperti scuba diving. Aktivitas yang cepat, seperti lari mungkin bisa menambah perlukaan pada otot-otot rangka sehubungan dengan bertambahnya kelemahan jaringan lunak penghubungan dan banyak wanita meskipun tidak semuanya mendapatkan bahwa aktivitas ini meningkatkan ketidak nyamanan selama kehamilan.
Wanita hamil tidak perlu dibatasi intensitas latihannya khususnya untuk mencapai heart rate tertentu, malah, karena istirahat heart rate naik selama kehamilan dan pengurangan heart rate maksimal terutama sekali pada akhir kehamilan, kegunaan dari penargetan heart rate untuk menetapkan intensitas yang terbatas. Wanita harus didorong untuk memonitor intensitas dengan penglihatan yang subyektif terhadap pengerahan tenaga yang cepat.
Dan lagi untuk membentuk kekuatan otot-otot rangka dan daya tahan secara keseluruhan, tujuan dari kondisi otot dalam program prenatal adalah untuk memperbaiki posture, memberikan penyangga yang kuat untuk dada, otot yang kuat untuk digunakan selama persalinan dan mencegah inkontinensia urine. Aktivitas spesifik yang menyempurnakan tujuan ini termasuk mengangkat dan memutar lengan, memiringkan dan menggoyangkan pelvis, melengkungkan perut dan tulang belakang. Memiringkan pelvis ternyata juga dapat mengurangi rasa sakit di sekitar ligamen.
Tindakan Pencegahan
Karena kehamilan merupakan proses psikologi yang komplek, ada pertimbangannya keamanan yang berhubungan dengan latihan yang berlebihan dan hal tersebut di atas digunakan untuk keadaan tidak hamil.
TABEL I. Tindakan Pencegahan Dalam Latihan Selama Kehamilan
• Frekwensi latihan yang teratur lebih baik dari pada aktivitas yang jarang
• Latihan dengan posisi supine sebaiknya dihindari setelah trimester pertama
• Intensitas latihan sebaiknya dimonitor sehubungan dengan gejala-gejala dan menghindari latihan yang berat
• Latihan yang membutuhkan keseimbangan sebaiknya dihindari, terutama pada trimester ketiga
• Masukan kalori dan nutrisi yang adekuat harus dijaga
• Kehilangan panas, terutama pada trimester pertama sebaiknya diantisipasi dengan hidrasi yang adekuat, pakaian yang pantas dan menghindari yang panas dan lingkungan yang lembab.
Tabel I memuat daftar beberapa garis pedoman dalam hal ini, adalah sangat penting untuk diingat bahwa garis pedoman digunakan untuk wanita normal yang sehat, kehamilan yang tidak ada komplikasi. Latihan atau exercise kontra indikasi untuk wanita dalam kondisi seperti kehamilan hipertensi, toxaemia, preeklamsi, preterm ruptur membran, riwayat persalinan preterm, perdarahan menetap di trimester kedua atau ketiga, servik inkompeten atau beberapa tanda dari retardasi pertumbuhan intra uterin.
Kesimpulan
Literatur tentang aktivitas fisik dan kehamilan hasilnya betul-betul menunjukkan bahwa keinginan atau kemauan atau aktivitas selama kehamilan adalah tidak berbahaya untuk kesehatan, wanita dengan gizi baik. Jelas terlihat ketidak sesuaian antara kemungkinan bahaya psikologi dari aktivitas fisik selama kehamilan dan biasanya murni atau sedikit memberikan efek yang baik dari latihan selama kehamilan nilai hasilnya untuk keberadaan dari adaptasi psikologi terhadap kehamilan dan latihan yang memberikan perlindungan terhadap ibu dan bayinya. Akan tetapi dari pandangan kesehatan masyarakat, literatur tidak menjelaskan tentang masalah apakah latihan selama kehamilan harus secara aktif dipromosikan dari pada hanya ditoleransi. Meskipun beberapa penelitian memberi kesan efek yang bermanfaat dari olah raga, penemuan-penemuan, terutama sekali dalam hal berat lahir adalah umunya murni. Oleh karena itu kesehatan masyarakat harus tepat, berdasarkan dari data penelitian kemungkinan bukan tentang wanita yang harus latihan selama kehamilan, tetapi tentang bahwa mereka boleh melakukannya. Dan jika mereka memilih untuk melakukan mereka mungkin merasa lebih menyenangkan selama kehamilan dan merasa lebih segar setelah melahirkan.
1. Aktivitas fisik yang bagaimanakah yang dapat mempengaruhi diabetes gestosis?
Jawab :
Diabetes gestosis adalah intoleransi karbohidrat yang ditimbulkan oleh kehamilan. Penatalaksanaannya pada wanita hamil tanpa hiperglikemi puasa yang menetap, tetapi dengan hasil tes toleransi glukosa oral yang abnormal, diobati dengan diet saja, program latihan yang bebas dianjurkan pada pasien-pasien ini. ( Dalam literatur ini tidak disebutkan “ latihan bebas “ yang dianjurkan tersebut ; Willams Obstetri )
2. Kapan secara tepat aktifitas fisik dapat dilakukan selama kehamilan ?
Jawab :
Dalam literatur, tidak disebutkan pada usia kehamilan berapa seorang ibu hamil boleh melakukan aktifitas fisik. Pada umumnya, tidak perlu bagi wanita hamil membatasi olah raga, asalkan ibu tidak menjadi terlalu capek atau ada resiko cedera bagi ibu dan anak.( Williams Obstertri )
Post a Comment for "AKTIVITAS FISIK SELAMA KEHAMILAN"