A. Praktek pada E-learning
E-learning yang efektif melibatkan pebelajar dengan lingkungan pembelajaran dengan cara mendorong seleksi, organisasi, integrasi dan pengambilan pengetahuan baru. Pertama, perhatian harus terarah pada informasi yang penting pada pelatihan. Selanjutnya, kata-kata dan visualnya dalam pembelajaran harus terintegrasi satu sama lain dengan pengetahuan sebelumnya. Akhirnya pengetahuan baru dan keterampilan yang akan dibangun di memori jangka panjang harus diperoleh dari memori jangka panjang setelah diadakannya pelatihan yang dibutuhkan untuk pekerjaan. Praktek latihan yang efektif mendukung semua dari proses psikologi ini.
· Format latihan pada e-learning
Satu bagian untuk keterlibatan adalah melalui respon/tanggapan pebelajar ke belajar praktek latihan. Praktek latihan, sering dimaksud sebagai interaksi pada lingkungan belajar komputer, dengan beberapa format. Beberapa interaksi menggunakan format yang mirip untuk digunakan pada ruang kelas, seperti mengumpulkan jawaban yang benar pada daftar (list) atau mengindikasi sebuah pernyataan benar salah. Interaksi lain menggunakan format yang unik pada komputer, seperti ‘drag and drop’ dan simulasi e-learning secara tidak langsung dan papan penanda atau mengetik kedalam jendela chat pada e-learning langsung.
· Format latihan pada e-learning
Satu bagian untuk keterlibatan adalah melalui respon/tanggapan pebelajar ke belajar praktek latihan. Praktek latihan, sering dimaksud sebagai interaksi pada lingkungan belajar komputer, dengan beberapa format. Beberapa interaksi menggunakan format yang mirip untuk digunakan pada ruang kelas, seperti mengumpulkan jawaban yang benar pada daftar (list) atau mengindikasi sebuah pernyataan benar salah. Interaksi lain menggunakan format yang unik pada komputer, seperti ‘drag and drop’ dan simulasi e-learning secara tidak langsung dan papan penanda atau mengetik kedalam jendela chat pada e-learning langsung.
Bagaimanapun,
kefektifitasan psikologi dari praktek latihan adalah lebih penting dari
formatnya. Untuk contoh, pertimbangan pertanyaan ditampilkan pada gambar 1.1
dan 1.2. Kedua pertanyaan menggunakan format pilihan ganda. Meskipun begitu, respon dari gambar
1.1, pebelajar hanya butuh mengenali definisi yang disediakan pembelajaran. Kita
memanggil bentuk ini dari interaksi ‘regurgitative’. Mereka tidak menuntut
banyak pemikiran. Sangat kontras, untuk merespon pertanyaan pada gambar 1.2,
pebelajar butuh untuk menerapkan pemahaman dari konsep untuk sebuah contoh aktual.
Pertanyaan ini membutuhkan level yang lebih dalam pada proses dari pada
pertanyaan yang digambarkan pada gambar 1.1
B. Paradok dari Latihan
Kita semua telah mendengar ekspresi bahwa
‘latihan membuat sempurna’. Tapi seberapa penting latihan terhadap perolehan
keterampilan? Studi dari penampilan teratas dari musik, catur, dan olahraga menunjuk
kepada kekritisan dari latihan dalam pengembangan keahlian. Sloboda, Davidson,
Howe dan Moore (1996) membandingkan jadwal latihan dari perfoma yang lebih tinggi
dengan performa yang lebih rendah pada murid remaja musik dari kemampuan awal
yang sama dan paparan untuk pelajaran musik. Semua murid memulai belajar musik
sekitar umur 6 tahun. Performer yang lebih tinggi telah mengabdikan lebih
banyak waktu untuk latihan. Pada umur 12 tahun performer yang lebih tinggi,
mereka berlatih 2 jam sehari, dibandingkan 15 menit/hari pada performer yang
lebih rendah. Para peneliti menyimpulkan bahwa “telah ada sebuah hubungan yang
sangat kuat antara prestasi musik jumlah praktek yang telah dilakukan”
(Sloboda, Davidson, Howe, & Moore, 1996, halaman. 287). Pada faktanya, para
pemusik yang mencapai sebuah status elit (ahli) telah mengabdikan lebih dari
10.000 jam untuk latihan pada umur 20 tahun.
Pada kontrasnya, tidak ada hubungan yang
ditemukan antara rata-rata indeks prestasi siswa universitas dan jumlah waktu
yang dihabiskan untuk belajar (Plant, Ericson, Hill, & Asberg, 2005). Tim
penelitian menyimpulkan bahwa jumlah waktu belajar siswa tidak ada hubungan ke
kinerja akademik. Demikian pula, kita semua telah bertemu individu dengan
kemampuan rata-rata pada sebuah kegemaran seperti golf, musik yang menghabiskan
cukup besar jumlah waktu latihan dengan kemajuan yang sedikit. Berdasarkan
studi dari performer ahli pada musik dan olahraga, Ericson (2006) menyimpulkan
bahwa latihan itu penting, tapi tidak hanya dengan latihan saja orang dapat
meningkatkan kompetensi.
Ericson (2006) merujuk pada latihan yang
menuntun keahlian sebagai latihan yang
disengaja. Ia mendeskripsikan latihan yang disengaja sebagai tugas yang disajikan
untuk performer yang “pada awalnya berada di luar saat ini dari kinerja yang
dapat diandalkan, belum dapat menguasai dalam jam latihan pada konsentrasi
dalam aspek penting dan secara bertahap menyempurnakan kinerja melalui
pengulangan setelah timbal balik (feedback). Oleh karena itu, persyaratan untuk konsentrasi menetapkan
praktik/latihan yang disengaja terpisah dari kedua yang tiada artinya, kinerja rutinitas dan keterlibatan
main-main”
(halaman. 692).” Untuk memaksimalkan hasil dari latihan, kami merekomendasikan faktor berikut:
(1) latihan yang memfokuskan pada kesenjangan keterampilan yang spesifik, (2) umpan-balik
korektif/ perbaikan yang jelas, (3) latihan dalam lingkungan yang bebas
gangguan, serta (4) latihan yang membangun keterampilan yang kemudian akan
ditransfer dari lingkungan belajar ke lingkungan kerja.
C. Cara Meningkatkan Latihan
Dalam
edisi pertama kami, kami menunjukkan bukti bahwa latihan seharusnya menjadi
pekerjaan relevan, didistribusikan pada lingkungan belajar, dan latihan yang lebih
banyak akan menuju pada peningkatan kinerja. Kami memperbaharui dan memperluas
rekomendasi ini dengan pedoman berikut:
Prinsip 1 : cerminan
pekerjaan (mirror the job)
Prinsip 2 :
memberikan penjelasan perbaikan umpan balik
Prinsip 3 : menentukan
jumlah dari latihan berdasarkan dari persyaratan kinerja pekerjaan, mendistribusikan latihan melalui
lingkungan belajar.
Prinsip 4 :
menerapkan prinsip multimedia untuk merancang pertanyaan latihan
Prinsip 5 : transisi dari contoh ke latihan secara bertahap melalui teknik
feeding
D. Prinsip-prinsip dalam Membuat Latihan
Prinsip 1 : Mirror
the job
Desain interaksi membutuhkan
pebelajar untuk merespon dalan konteks pekerjaan yang nyata. Pertanyaan yang
menanyakan pebelajar hanya mengenali atau memanggil ulang informasi yang
disajikan pada latihan tidak akan mendorong belajar yang mentransfer ke
pekerjaan.
Dimulai dengan
sebuah pekerjaan dan analisis tugas untuk menentukan kognitif yang spesifik dan
proses fisik yang dibutuhkan pada lingkungan kerja. Selanjutnya menciptakan aktivitas interaksi pentransferan yang tepat
yang membutuhkan pebelajar untuk merespon pada cara yang mirip selama latihan
sebagaimana mereka akan lakukan pada lingkungan kerja. Pada bab 10, kami mendeskripsikan prinsip spesifikasi penyandian yang memberitahu kita bahwa isyarat dari
transfer harus dikodekan/disandikan pada waktu belajar. Lebih banyak fitur dari lingkungan
kerja yang terintegrasi ke dalam
interaksi, semakin besar petunjuk yang tepat akan dikodekan ke dalam memori
jangka panjang untuk transfer selanjutnya.
Untuk sebagian besar menghindari
e-learning dengan interaksi yang membutuhkan ‘regugitation’ yang sederhana dari
informasi yang diberikan pada program latihan. Pertanyaan ini tidak mendukung
kebutuhan proses psikologi untuk
mengintegrasikan informasi baru dengan pengetahuan yang ada. Mereka bisa
menjawab tanpa pemahaman yang nyata dari konsep, dan mereka tidak menanamkan
kebutuhan isyarat untuk memperoleh pekerjaan. Sebaliknya, sebagaimana kamu
merancang course atau pelajaran kamu, perlu diingat bahwa pekerjamu akan
menerapkan pengetahuan baru untuk tugas pekerjaan mereka.
Tabe 11.1 merangkum rekomendasi kami untuk tipe terbaik
dari interaksi dari latihan dari prosedur (transfer dekat) tugas, strategi
(transfer jauh) tugas, proses, konsep dan fakta (Clark, 2007)
TABLE 11. 1 Interaksi pada 5 tipe dari konten di e-learning
Tipe konten
|
Deskripsi
interaksi
|
Contoh : kreasi
halaman web (web-page creation)
|
Fakta
|
Menggunakan
fakta untuk melengkapi/menyelesaikan tugas; menyediakan sebuah bantuan tugas
untuk mendukung memori
|
Menggunakan kode pada bantuan referensi untuk mengakses aplikasi
|
Konsep
|
Identifikasi sebuah contoh konsep baru
|
Pilih web-page (halaman web yang menerapkan
fitur design teks yang efektif
|
Proses
|
Memecahkan
masalah atau buat sebuah keputusan
|
Prediksi
dampak dari sebuah spesifikasi properti halaman ‘miscoded’ pada output halaman web akhir
|
Prosedur
|
Melakukan sebuah tugas dengan mengikuti
langkah-langkah
|
masukkan spesifikasi teks ke dalam layar properti teks
|
Prinsip
|
Melakukan
sebuah tugas dengan menerapkan petunjuk/pedoman.
|
Merancang halaman web yang efektif
|
Prinsip 2 : Menyediakan
Penjelasan Umpan Balik
Umpan balik memberikan pengetahuan dari hasil
latihan. Itu memberitahukan pebelajar apakah mereka menjawab pertanyaan dengan
benar. Tapi umpan balik bisa dilakukan lebih! Kami merekomendasikan sebagai
tambahan untuk memberitahu pebelajar bahwa jawaban mereka adalah benar atau
salah, kamu memberikan penjelasan singkat kenapa respon yang diberikan benar
atau salah. Pada sesi ini kami memberikan contoh dan penelitian dalam umpan
balik untuk menolong kamu mengoptimalkan belajar dari interaksi.
·
Apa itu
penjelasan umpan balik?
Lihat kepada dua respon umpan balik dari jawaban yang salah yang
ada pada gambar 1.3 dan 1.4. Umpan balik pada gambar 1.3 memberitahu kamu bahwa
jawaban kamu salah. Bagaimanapun, itu tidak membantu kamu memahami kenapa
jawaban kamu salah. Umpan balik pada gambar 1.4 memberikan kesempatan yang
lebih baik untuk belajar karena itu menggabungkan sebuah penjelasan. Pertanyaan
yang tidak terjawab adalah sebuah moment atau saat yang bisa diajarkan. Pelajar bebas melihat kepada penjelasan singkat instruksional
yang akan membantu membangun model
mental yang benar dan / atau membenarkan kesalahpahaman.
Meskipun
keuntungan dari penjelasan umpan balik terlihat jelas, penciptaan penjelasan umpan
balik lebih intensive daripada umpan balik perbaikan.
·
Bukti dari keuntungan penjelasan umpan balik
Moreno (2004) membandingkan pembelajaran dari 2 versi dari permainan
komputer tanaman yang disebut Design-a-plant. Pada permainan, partisipan membuat tanaman dari sebuah pilihan dari akar, daun dan batang
dalam rangka untuk membangun sebuah tanaman yang paling cocok untuk sebuah
lingkungan yang sudah dikondisikan. Objek dari permaianan ini untuk mengajarkan keuntungan
adaptif dari fitur tanaman dari spesifikasi lingkungan, seperti hujan deras,
tanah berpasir dan sebagainya. Pada studi penelitian, baik benar
atau penjelasan umpan balik
ditawarkan dengan agen pedagogik dalam merespon untuk rancangan sebuah tanaman
tadi. Untuk penjelasan umpan balik, agen membuat komentar seperti “ya, dalam
lingkungan cahaya yang sedikit, sebuah daun besar memiliki ruang lebih untuk
membuat makanan dengan fotosintesis: (untuk jawaban yang benar) atau “hmm,
kedalaman akar kamu tidak akan membantu tanaman untuk mengumpulkan air hujan
yang jarang pada permukaan tanah” . Timbal balik jawaban yang benar memberitahu
pebelajar ketika mereka jawab benar atau salah, tapi tidak menawarkan
penjelasan apapun. Sebagaimana kamu bisa melihat gambar 1.5, hasil belajar
lebih baik dari penjelasan umpan balik, dengan sebuah efek ukuran dari 1.16. Siswa
menilai umpan balik dengan penjelasan lebih membantu daripada umpan balik yang
hanya corrective saja. Motivasi dan
rating ketertarikan terlihat sama dari keduanya.
Gambar 1.5 lebih baik belajar dari penjelasan timbal balik
Moreno dan Mayer (2005) melaporkan hasil serupa menggunakan permainan lingkungan botany (tanaman) dalam studi tindak lanjut. Mereka menemukan
bahwa penjelasan umpan balik dihasilkan jauh lebih baik dari pada umpan balik corrective, dengan sebuah ukuran efek yang sangat besar
dari 1.87. Pebelajar pada grup
penjelasan umpan balik (penjelasan umpan balik) memberikan jawaban salah
yang sedikit dibandingkan dengan grup umpan balik yang corrective, dengan
sebuah efek ukuran dari .94.
Debowski, Wood dan Bandura (2001)
membandingkan pembelajaran sebuah pencari tugas elektronik dari sebuah kendali
dan sebuah sesi latihan yang tidak tersturuktur. Semua patisipan mendatangi
kelas awal yang dijelaskan dan didemontrasikan bebeapa prinsip dari melakukan
pencarian online yang efektif. Mengikuti instruksi, partisipan yang ditandai
untuk melakukan latihan pencarian pada 5 topik. Sebagain dari partisipan
ditandai secara random/acak untuk sebuah latihan yang tidak terstruktur yang
mana mereka bisa mencari 5 topik dalam urutan apapun atau menggunakan topik
dari mereka. Partisipanpada grup yang tidak struktur didorong untuk menjelajah
dan melatih menggunakan keterampilan yang dia pelajari pada praktek latihan.
Kelompok pasrtisipan atau peserta yang dipandu ditandai 5 tugas pencarian dalam
urutan dari yang termudah ke yang lebih sulit. Ketika mereka membuat sebuah
kesalahan pada langkah pencarian, mereka di ingatkan dari prosedur pembenaran (correct procedure)
dan diberikan demonstrasi dari pendekatan pembenaran (correct approach). Oleh
karena itu, kelompok parisipan yang dipandu menerima urutan latihan dari yang
mudah ke masalah yang paling sulit dalam tambahan untuk segera menjelaskan
timbal balik. Setelah sesi latihan, kedua kelompok menyelesaikan 2 tes
pencarian selama mereka dipantau dan dinilai untuk kualitas dari strategi
pencarian mereka, usaha yang dihabiskan, total usaha, kedalaman dan luas dari
pencarian, dan kinerja akhir, diukur oleh nomer dari pengambilan rekaman yang
relevan dengan pernyataan pencarian akhir. Pencarian yang dipandu lebih efektif
membangun kepercayaan diri pebelajar dan kepuasan dengan belajar. Ditambahkan,
pebelejar yang dilatih dibaha kondisi yang struktur didemonstrasikan dengan
strategi pencarian yang lebih berkualitas dan diperoleh lebih rekaman yang relevan.
Tugas pencarian
menawarkan sedikit dari cara alami timbal balik. Seorang tidak akan punya cara
untuk tahu apakah ada catatan tambahan relevan yang tidak diperoleh. Tim penelitian
menyimpulkan bahwa “dari “illstructured” tugas yang memberikan kepercayaan
timbal balik yang rendah, bukti menunjukkan bahwa pelatihan penguasaan yang
dipandu ditambahkan perpanjangan eksplorasi yang dipandu selama latihan
diperlukan untuk membangun kompetensi awal sebelum manfaat dari eksplorasi
panduan diri akan terwujud.
·
Tips untuk Umpan Balik
Kami
percaya pelajaran kamu akan bermanfaat dari tips berikut:
ü
Setelah pebelajar merespon sebuah pertanyaan, berikan umpan balik dalam
teks yang memberitahu pebelajar apakah jawaban itu benar atau salah dan
menyediakan penjelasan singkat
ü
Posisikan umpan balik sehingga pebelajar dapat melihat pertanyaan, respon
dia pada pertanyaan dan umpan balik tersebt secara fisik harus berdekatan (satu
layar)
ü
Untuk sebuah pertanyaan dengan jawaban pilihan ganda (multiple), seperti pada gambar 11.7
tampilkan jawaban yang benar dekat dengan jawaban pebelajar dan masukan sebuah
penjelasan dengan jawaban yang benar
Prinsip
3 : Menyesuaikan Jumlah dan Penempatan Latihan untuk
Kebutuhan Kinerja Pekerjaan
Praktek latihan itu mahal. Pertama
mereka mengambil waktu untuk merancang dan untuk memprogram. Bahkan akan lebih
mahal dari waktu yang pebelajar yang dinvestasikan dalam menyelesaikan latihan.
Seberapa banyak latihan yang dibutuhkan dan dimana seharusnya latihan
ditempatkan? Dalam sesi ini kami mendeskripsikan bukti yang akan membantu dalam
menentukan jumlah yang optimal dan penempatan pada lingkungan e-learning
·
Manfaat Praktek
Beberapa program e -learning dalam kedua format
sinkron dan asinkron termasuk sedikit atau tidak ada kesempatan untuk praktek
terbuka. Dalam bab 1 dan 2 kami mengklasifikasikan jenis program sebagai
reseptif . Bisakah pembelajaran terjadi tanpa adanya praktek ? Berapa banyak
praktek yang dibutuhkan ?
Moreno dan mayer (2005) membandingkan pembelajaran
dari permainan desain tanaman yang dijelaskan sebelumnya dalam bab ini dari
versi interaktif di mana peserta didik memilih bagian terbaik untuk bertahan
hidup dalam suatu lingkungan tertentu dengan pelajaran yang sama di mana guru
memilih bagian yang terbaik . Seperti yang Anda lihat dalam gambar 11.8,
interaktivitas pembelajaran ditingkatkan dengan efek ukuran .63 , yang dianggap
moderat. Dalam laporan penelitian yang sama, kedua interaktivitas dari peserta
didik diminta untuk menjelaskan mengapa jawaban itu benar atau tidak benar
untuk mempromosikan refleksi pada tanggapan. Peserta didik meminta untuk
memberikan penjelasan yang bermanfaat terbukti ketika guru lebih daripada
peserta didik memilih bagian rencana. Bahkan, pelajar menjelaskan dipromosikan
belajar hanya ketika peserta didik menjelaskan jawaban yang benar ketimbang
jawaban mereka sendiri , yang saya telah salah. Dari hasil tersebut, kami
menyimpulkan bahwa interaksi yang bermanfaat bagi pembelajaran jauh mentransfer
tapi itu salah satu bentuk interaksi (baik memilih bagian tanaman ATAU
memberikan penjelasan untuk pilihan yang benar yang dibuat oleh program)
mungkin cukup.
·
Manfaat Praktek Mengurangi
dengan Cepat
Praktek dapat
meningkatkan kinerja tanpa batas waktu, meskipun tingkatannya berkurang. Jangka
waktu pengukuran pekerja menggunakan mesin untuk menggulung cerutu menemukan
bahwa, setelah ribuan percobaan praktek yang dilakukan selama empat tahun ,
kemampuan terus meningkatkan ( Crossman , 1959) . Kecakapan berbahasa mendatar
setelah kecepatan operator melampaui keterbatasan fisik peralatan tersebut.
Dalam merencanakan waktu versus praktek untuk berbagai motor dan intelektual
tugas, hubungan logaritmik telah diamati antara jumlah latihan dan waktu untuk
menyelesaikan tugas (Rosenbaum, Carlson, & Gilmore, 2001). Dengan demikian
logaritma waktu untuk menyelesaikan tugas menurun dengan logaritma dari jumlah
praktek. Hubungan ini, diilustrasikan pada Gambar 11.9, disebut kekuatan hukum
praktek. Seperti yang Anda lihat, sementara keuntungan kemampuan terbesar
terjadi pada awal uji coba, bahkan setelah ribuan sesi latihan, perbaikan
tambahan terus bertambah. Praktek cenderung mengarah pada peningkatan kinerja
dalam sesi awal peserta didik menemukan cara yang lebih baik untuk
menyelesaikan tugas-tugas dan dalam sesi latihan kemudian sebagai otomatisitas
meningkatkan efisiensi.
·
Sesuaikan jumlah praktek dalam
e -learning berdasarkan kebutuhan tugas
Lebih relevan langsung
dengan e-learning, Schnackenberg dan lain-lain membandingkan pembelajaran dari
dua versi pelatihan berbasis komputer, dalam menawarkan lebih banyak praktek
daripada yang lain (Schnackenberg, sullivian, Leader, & jones, 1998;
Schnackenberg & sullivian, 2000). Dalam percobaan mereka, dua kelompok
ditugaskan untuk belajar dari praktek pelajaran versi yang penuh dengan 174
layar informasi dan enam puluh enam latihan praktek atau dari versi
latihan/praktek ramping dengan layar yang sama 174 informasi dan dua puluh dua
latihan praktek. Peserta dibagi menjadi kemampuan tinggi dan kemampuan rendah
dimana kelompok berdasarkan titik rata-rata kelas mereka dan secara acak
ditugaskan untuk menyelesaikan baik versi latihan/praktik yang penuh atau
ramping. Hasil disertakan skor padaa lima puluh dua uji pertanyaan dan
rata-rata waktu untuk menyelesaikan setiap versi. Tabel 11.2 menunjukkan hasil.
Seperti yang diharapkan,
peserta didik kemampuan yang lebih tinggi dinilai lebih tinggi dan versi yang
penuh membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikan . Versi yang penuh
menghasilkan skor rata-rata yang lebih tinggi, dengan efek ukuran .45, yang
dianggap moderat. Versi latihan yang penuh mengakibatkan peningkatan pembelajaran
untuk kedua kemampuan yang lebih tinggi dan kemampuan peserta didik rendah.
Para penulis menyimpulkan: "Ketika desainer instruksional dihadapkan
dengan ketidakpastian tentang jumlah latihan untuk disertakan dalam program
instruksional, mereka harus mendukung sejumlah besar praktek atas jumlah yang
relatif kecil jika prestasi siswa yang lebih tinggi merupakan tujuan yang
penting" (Schnackenberg, sullivian, Leader, & jones, 1998, hal. 14).
Perhatikan bahwa peserta
didik yang kemampuannya lebih rendah diperlukan 75 persen lebih lama untuk
menyelesaikan versi praktek yang lengkap daripada versi praktek ramping, untuk
keuntungan sekitar 4 titik pada tes. Apakah waktu tambahan yang dihabiskan
dalam latihan/praktek menjamin peningkatan pembelajaran ? Untuk memutuskan
berapa banyak latihan Anda harus meliputi program e-learning, mempertimbangkan
sifat dari tugas kerja dan kekritisan dalam kemahiran kerja untuk menentukan
apakah waktu latihan ekstra dibenarkan oleh perbaikan dalam pembelajaran .
Setelah banyak latihan
praktek, keterampilan baru dapat dilaksanakan tanpa menggunakan kapasitas dari
memori kerja. Kita lihat keterampilan ini sebagai otomatis. Beberapa tugas
pekerjaan harus belajar untuk otomatisitas dalam memastikan kinerja pekerjaan
yang aman seperti pertama kalinya tugas
ini dilakukan . pendaratan pesawat terbang adalah contohnya . Jenis tugas dari
manfaat latihan berulang-ulang bahwa lebih dari hasil waktu di otomatisitas.
Tugas-tugas lain dimanfaatkan dari otomatisitas keterampilan, tetapi otomatisitas
dapat dikembangkan melalui latihan pada pekerjaan. Namun jenis tugas akan
tergantung lebih pada pemahaman konsep dasar dan prinsip-prinsip untuk
diterapkan pada situasi pemecahan masalah dari pada respons otomatis. Dalam
lingkungan ini, lebih memperhatikan kualitas praktek daripada kuantitas praktek
yang dibenarkan .
·
Bagikan Praktek Sepanjang
lingkungan belajar
Penelitian awal pada
pembelajaran manusia, yang dilakukan oleh Ebbinghaus pada tahun 1913,
menunjukkan bahwa hasil praktek didistribusikan retensi jangka panjang yang
lebih baik . Menurut dewan riset nasional . " Apa yang disebut efek jarak
yang berlatih sesi jarak dalam waktu lebih unggul daripada praktek berkumpul
dalam hal retensi jangka panjang adalah salah satu phenomone paling dapat diandalkan
dalam psikologi eksperimental manusia. Efeknya adalah kuat dan tampaknya
memegang bahan lisan dari semua jenis serta keterampilan motorik " ( 1991,
hal . 30 ) . Selama delapan tahun setelah pelatihan awal, peserta didik yang
praktek itu jaraknya menunjukkan retensi yang lebih baik daripada mereka yang
berlatih dalam jangka waktu lebih terkonsentrasi (bahrick, 1987).
Pengaruh jarak,
bagaimanapun, tidak menghasilkan pembelajaran yang langsung yang lebih baik .
Hanya setelah periode waktu bahwa manfaat dari jarak praktek yang
direalisasikan. Sejak itu program pelatihan yang lebih tidak mengukur
pembelajaran tertunda, manfaat dari jarak latihan akan biasanya tidak
diperhatikan . Hanya dalam evaluasi jangka panjang akan keuntungan ini terlihat
. Tentu , kendala praktis akan menentukan jumlah jarak yang layak .
Sejak edisi pertama kami,
setidaknya ada dua belajar yang terus mendukung manfaat dari latihan yang didistribusikan. Kedua studi berfokus
pada kemampuan membaca. Seabrook , brown, dan solity (2005) menunjukkan bahwa
mengingat kata-kata dalam sebuah eksperimen laboratorium yang meliputi berbagai
kelompok umur lebih baik untuk kata-kata dalam daftar yang diulang setelah
beberapa kata intervensi daripada kata-kata yang diulang secara berurutan.
Untuk menunjukkan penerapan prinsip ini ke pengaturan instruksional, mereka
menemukan bahwa keterampilan yang diajarkan di kelas membaca dijadwalkan dalam
tiga sesi sehari dua menit menunjukkan peningkatan enam kali lebih besar
daripada mereka yang berlatih dalam satu sesi setiap hari enam menit .
Rawson dan kintsch (2005)
membandingkan pembelajaran di antara kelompok mahasiswa yang membaca teks
sekali, dua kali berturut-turut , atau dua kali seminggu dengan memisahkan
bacaan. Seperti yang Anda lihat dalam gambar 11.10 , membaca teks yang sama dua
kali berturut-turut (praktek berkumpul ) dapat meningkatkan kinerja pada tes
langsung , sedangkan membaca teks yang sama dua kali dengan seminggu di antara
bacaan ( praktik didistribusikan ) dapat meningkatkan kinerja pada tes tertunda
.
Dilakukan bersama-sama, alasan meneruskan untuk
merekomendasikan menyarankan praktek yang dijadwalkan selama pengalaman
pembelajaran, bukan terkonsentrasi pada satu waktu atau tempat. Untuk
menerapkan pedoman ini, menggabungkan pelatihan dengan ulasan praktek di antara
berbagai pelajaran dalam mata kuliah Anda, dan sampai pelajaran
mendistribusikan praktek selama pelajaran daripada semua dalam satu tempat.
·
Tips untuk Menentukan Jumlah dan Penempatan dari Praktek Pengalaman
Kami memiliki alasan yang konsisten memajukan
interaksi belajar. Namun, jumlah terbesar dari pembelajaran timbul pada saat
pengalaman latihan awal. Praktek yang jumlahnya lebih besar secara otomatis
akan membangun, tapi memberikan kurangnya peningkatan kerja. kita juga tahu
pembelajaran jangka panjang yang lebih besar terjadi ketika praktik
didistribusikan ke seluruh lingkungan belajar daripada sekaligus. untuk
meringkas pedoman kami untuk praktek, kami sarankan Anda:
Ø
Menganalisis hasil yang diinginkan untuk
tugas kebutuhan kinerja :
Apakah
otomatis membutuhkan tugas kinerja? Jika demikian, otomatisitas diperlukan
segera atau bisa berkembang selama kinerja? Apakah tugas memerlukan pemahaman
tentang konsep dan proses bersama dengan pemikiran?
Ø
Untuk tugas-tugas yang kurang penting
atau untuk tugas-tugas yang tidak memerlukan otomatisitas, menggabungkan sesi
latihan sedikit.
Ø
Untuk tugas-tugas yang kurang penting
atau untuk tugas-tugas yang tidak memerlukan otomatisitas, menggabungkan sesi
latihan sedikit.
Ø Untuk
tugas-tugas yang membutuhkan respon otomatis, menggunakan komputer untuk
mengukur akurasi respons dan waktu respon. Setelah otomatis, tanggapan akan akurat dan cepat.
Ø
Terdistribusi praktek di antara
pelajaran dalam kursus dan dalam setiap pelajaran yang diberikan.
Ø
Dalam program e-learning sinkron,
memperpanjang pembelajaran dengan merancang beberapa sesi pendek satu sampai
dua jam dengan praktek asynchronous ditugaskan antara sesi.
Prinsip
4: Menerapkan Prinsip Multimedia
Dalam bab 3 sampai 8, kita disajikan 6 prinsip untuk
desain multimedia yang berkaitan secara khusus untuk penggunaan grafik, teks,
dan audio dalam e-learning. Berikut adalah beberapa saran untuk cara untuk
menerapkan prinsip-prinsip tersebut dengan desain interaksi praktek.
·
Prinsip
Modalitas dan redundansi
Menurut
prinsip modalitas yang dijelaskan dalam bab 5, audio harus digunakan untuk
menjelaskan visual dalam pelajaran Anda. Namun, audio terlalu sementara untuk
latihan praktek. Peserta didik harus mengacu pada tujuan saat menanggapi
pertanyaan. Setiap instruksi atau informasiyang
butuhkan peserta didik untuk menjawab pertanyaan harus tetap dalam teks
pada layar saat pelajar merumuskan tanggapan.
Sebelumnya
dalam bab ini, kami fokus pada pentingnya umpan balik yang jelas. Umpan balik
juga harus disajikan dalam teks agar peserta didik dapat meninjau penjelasan
dengan cara mereka sendiri. Berdasarkan prinsip redundansi dijelaskan dalam bab
6, menggunakan teks saja untuk kebanyakan situasi. Jangan menceritakan tentang
arah layar teks, soal latihan, atau umpan balik.
·
Prinsip Kedekatan
Menurut prinsip kedekatan, teks harus selaras t
dengan grafis untuk menjelaskan serta meminimalkan kesalahpahaman. Karena Anda
akan menggunakan teks untuk pertanyaan Anda dan umpan balik, prinsip kedekatan
berlaku terutama untuk desain soal latihan. Jelas membedakan daerah respons
dengan penempatan, warna, atau font dan menempatkan mereka berdekatan dengan
pertanyaan. Selain itu, ketika meletakkan praktek yang akan mencakup umpan
balik ke rspons, meninggalkan area layar terbuka untuk umpan balik dekat
pertanyaan dan sebagai dekat dengan wilayah respon mungkin sehingga peserta
didik dapat dengan mudah menyesuaikan umpan balik untuk respon dan pertanyaan.
Dalam pilihan ganda atau multi-pilih item, gunakan warna atau huruf tebal untuk
menunjukkan opsi yang benar sebagai bagian dari umpan balik.
Dalam situasi di mana ada beberapa tanggapan
terhadap pertanyaan praktek panjang, umpan balik mungkin memerlukan layar yang
cukup real estate. Dalam situasi ini, menunjukkan jawaban yang benar pada layar
yang berbeda sendiri dengan penjelasan. Namun, ketika melakukan hal itu,
pastikan untuk menampilkan tanggapan pelajar sebelah respon yang benar dan
terlihat oleh umpan balik, seperti yang ditunjukkan pada gambar 11.7.
·
Prinsip
Koherensi
Dalam
bab 7 kita terakhir bukti yang menunjukkan bahwa pelanggaran prinsip koherensi
memaksakan beban kognitif asing dan dapat mengganggu belajar. Secara khusus,
kami merekomendasikan bahwa Anda mengecualikan cerita ditambahkan untuk nilai
hiburan, musik latar belakang dan suara, dan deskripsi tekstual rinci. Intinya
kami adalah "kurang biasanya lebih."
Kami
merekomendasikan bahwa kesempatan berlatih bebas dari unsur-unsur visual atau
audio asing seperti animasi serampangan atau suara (tepuk tangan, lonceng, atau
peluit) terkait dengan respon yang benar atau salah. Penelitian telah
menunjukkan bahwa, sementara tidak ada korelasi antara jumlah studi dan nilai
rata-rata di perguruan tinggi, ada korelasi antara jumlah latihan yang
disengaja dan nilai.
Secara
khusus, penelitian di lingkungan bebas gangguan sendirian di ruang yang cukup
(bukan dengan audio) atau dalam tim mengarah ke lebih baik belajar (Plant,
Ericsson, Hill dan Asberg, 2005; Kenz dan Hugge, 2002). Selama sesi synchronous
maya kelas, instruktur harus menjaga periode diam selama acara latihan.
Selain
itu, instruktur harus meminta peserta didik untuk menampilkan salah satu ikon
respon, seperti wajah tersenyum, ketika mereka memiliki menyelesaikan latihan
di luar lingkungan virtual, seperti dalam sebuah buku kerja. Program kelas
virtual multi-session dapat memanfaatkan waktu di antara sesi dengan pekerjaan
rumah yang mungkin requirea waktu panjang refleksi individu.
·
Tips untuk
menerapkan prinsip-prinsip multimedia untuk interaksi Anda
Singkatnya,
tips berikut akan membantu dalam merancang acara belajar Anda:
Ø Sertakan visual yang relevan sebagai
bagian dari desain interaksi Anda;
Ø
Luruskan arah, pertanyaan praktek, dan
umpan balik dalam teks dalam layar,
Ø Minimalkan, teks asing, suara, atau
visual selama interaksi.
Prinsip 5 : Transisi dari
Contoh-Contoh untuk Praktek secara Bertahap
Melengkapi
latihan praktek membebankan banyak beban mental. Dalam bab 10, kami menunjukkan
bukti bahwa menggunakan dosis yang sehat dari contoh bekerja bersama dengan
praktek akan menghasilkan belajar yang lebih efisien. Bahkan, strategi yang
sudah terbukti untuk memaksakan beban secara bertahap sebagai peserta didik
mendapatkan keahlian adalah dengan menggunakan pudar contoh dikerjakan. Karena
kita membahas bukti untuk memudar contoh dikerjakan secara ekstensif dalam bab
10, kami hanya memberikan review singkat di sini.
•
Suatu
Contoh dari Contoh pekerjaan yang tidak sempurna
Dalam
pelajaran database kami pada CD, setelah menyajikan beberapa konsep dasar,
pelajaran membimbing peserta didik untuk menerapkan lima langkah desain
database. Contoh pertama adalah contoh dikerjakan penuh di mana semua
langkah-langkah untuk membangun database toko video diilustrasikan untuk
pelajar dan secara singkat dijelaskan oleh agen. Untuk memastikan bahwa peserta
didik memproses contoh ini, soal-penjelasan yang disertakan di beberapa
langkah. Yang kedua exampleis contoh pudar berfokus pada database untuk
perpustakaan. Pada contoh memudar, langkah-langkah yang sebagian bekerja untuk
pelajar dan pelajar diminta untuk menyelesaikan langkah-langkah. Tugas
akhir mengharuskan pelajar untuk membangun database pada sendiri.
• Mengapa Contoh
Efisien
Sejumlah studi penelitian kami terakhir dalam bab 10
telah menunjukkan bahwa dengan menggunakan contoh bekerja kecepatan belajar dan
meningkatkan hasil belajar. Ketika hati-hati mengamati dan pengolahan
demonstrasi, pelajar dapat menggunakan kapasitas memori kerja yang terbatas
untuk membangun model mental. Dengan secara bertahap dengan asumsi bekerja
lebih mental dalam menyelesaikan contoh dan kemudian dalam masalah bekerja
sendiri, peserta didik menginvestasikan lebih bayak upaya jiwa setelah mereka
telah membangun sebuah model mental awal.
E. Yang kita tidak tahu tentang Latihan/praktek
Kami menyimpulkan bahwa, sementara prakteknya tidak
selalu menyebabkan sempurna, praktik yang disengaja yang mencakup umpan balik
yang tidak efektif. Kami melihat bahwa umpan balik jelas lebih efektif daripada
umpan balik yang hanya memberitahu peserta didik apakah tanggapan mereka benar
atau salah. Kita masih perlu tahu lebih banyak tentang jenis terbaik
umpan balik untuk memberi. Untuk contoh, sebaiknya umpan balik rinci atau
singkat? Kita juga perlu tahu lebih banyak tentang waktu terbaik untuk umpan
balik. Adalah umpan balik yang diberikan segera setelah respon selalu yang
paling efektif? Akhirnya,
mudah bagi peserta didik untuk memotong atau memberikan umpan balik hanya
sepintas perhatian. Apa adalah beberapa teknik yang bisa kita gunakan untuk
memastikan bahwa peserta didik merefleksikan umpan balik? Kami melihat ke
penelitian di masa depan pertanyaan-pertanyaan ini.
Post a Comment for "Does Practice Make Perfect?"