Sodium deficit
Jumla sodium sebagai cairan hypertonic yang seharusnya diberikan pada pasien dengan SIADH dapat dihitung melalui deficit sodium.
Deficit sodium = jumlah distribusi pNa X deficit PNa/liter
Walaupun sodium itu dapat derestricted kedalam cairan ektravakuler, perubahan pada konsentrasi sodium dalam plasma (PNa) merupakan refleksi dari perubahan osmolaritas dan distribusi cairan tubuh secara total (secara kasar jumlahnya 50 % dan 60% dari berat badan pria dan wanita). Apabila seorang wanita berat badanya 50kg , jumlah sodium yang harus diberikan untuk meningkatkan level sodium plasma dari 110 ke level relative aman yaitu 120meq per- liter sekurang-kurangnya 250 meq:
Deficit sodium = o,5 X 0,5 X (120-110) = 250meq
Jumlah sodium tersebut di atas terkandung dalam saline 3% 500 cc/ml dapat diberikan sekitar 5 jam ( 100 ml/jam )untuk meningkatkan sodium dalam plsma dengan rata-rata 2 meq / liter kehilangan sodium dalam urine dapatv dilakukan dalam penghitungan ini, selama urine masih isosmotic terhadap plasma, selama pemberian loop diuretic . kehilangan dalam keadaan isosmotik tidak akan mempengaruhi osmolaritas plasma ataupun sodium dalam plasma.
Dua hal tentang persamaan penghitungan deficit sodium yang perlu ditekankan ; pertama, ini hanya perkiraan dan pengukuran sodium plasma secara serial, perlu dilakukan untuk menilai efektifitas pengobatan/ terapi. Keadaan ini hanya rumus yang juga dapat digunakan pada pasien hiponatremik dengan hipovolemik.
Perkiraan jumlah sodium yang dibutuhkan untuk mengembalikan jumlah sodium plasma agar sesuai dengan kebutuhan , hal tersebut tidak termasuk kehilangan cairan isosmotik yang mana juga harus digantikan untuk mengembalikan cairan ke volume yang normal.
Dalam hal penambaha deficit sodium untuk terapi pada pasien SIADH dapat juga dilakukan dengan menghitung water excess, dalam contoh cairan yang harus dipertahankan dalam keadaan sodium plasma yang rendah menjadi level yang semestinya.
Water excess = total body water X(1-PNa/140)
Rumus ini, walaupun hanya sedikit berguna dalam penanganan pasien SIADH, selama kelebihan cairan bertanggung jawab terhadap hanya konsentrasi sodium plasa . hanya tahapm awal. The ensuling penambahan volume dapatb menyebabkan pengeluaran sodium dan cairan dalam urine terganggu. Pengaruh langsung dari retensi air dan kehilangan / penurunaqn konsentrasi sodium dapat menyebabkan hiponatremia. Pandangan umum bahkan retensi cairan adalah penyebab tunggal hiponatremia bias pada pasien gagal ginjal type oliguric.
Jumla sodium sebagai cairan hypertonic yang seharusnya diberikan pada pasien dengan SIADH dapat dihitung melalui deficit sodium.
Deficit sodium = jumlah distribusi pNa X deficit PNa/liter
Walaupun sodium itu dapat derestricted kedalam cairan ektravakuler, perubahan pada konsentrasi sodium dalam plasma (PNa) merupakan refleksi dari perubahan osmolaritas dan distribusi cairan tubuh secara total (secara kasar jumlahnya 50 % dan 60% dari berat badan pria dan wanita). Apabila seorang wanita berat badanya 50kg , jumlah sodium yang harus diberikan untuk meningkatkan level sodium plasma dari 110 ke level relative aman yaitu 120meq per- liter sekurang-kurangnya 250 meq:
Deficit sodium = o,5 X 0,5 X (120-110) = 250meq
Jumlah sodium tersebut di atas terkandung dalam saline 3% 500 cc/ml dapat diberikan sekitar 5 jam ( 100 ml/jam )untuk meningkatkan sodium dalam plsma dengan rata-rata 2 meq / liter kehilangan sodium dalam urine dapatv dilakukan dalam penghitungan ini, selama urine masih isosmotic terhadap plasma, selama pemberian loop diuretic . kehilangan dalam keadaan isosmotik tidak akan mempengaruhi osmolaritas plasma ataupun sodium dalam plasma.
Dua hal tentang persamaan penghitungan deficit sodium yang perlu ditekankan ; pertama, ini hanya perkiraan dan pengukuran sodium plasma secara serial, perlu dilakukan untuk menilai efektifitas pengobatan/ terapi. Keadaan ini hanya rumus yang juga dapat digunakan pada pasien hiponatremik dengan hipovolemik.
Perkiraan jumlah sodium yang dibutuhkan untuk mengembalikan jumlah sodium plasma agar sesuai dengan kebutuhan , hal tersebut tidak termasuk kehilangan cairan isosmotik yang mana juga harus digantikan untuk mengembalikan cairan ke volume yang normal.
Dalam hal penambaha deficit sodium untuk terapi pada pasien SIADH dapat juga dilakukan dengan menghitung water excess, dalam contoh cairan yang harus dipertahankan dalam keadaan sodium plasma yang rendah menjadi level yang semestinya.
Water excess = total body water X(1-PNa/140)
Rumus ini, walaupun hanya sedikit berguna dalam penanganan pasien SIADH, selama kelebihan cairan bertanggung jawab terhadap hanya konsentrasi sodium plasa . hanya tahapm awal. The ensuling penambahan volume dapatb menyebabkan pengeluaran sodium dan cairan dalam urine terganggu. Pengaruh langsung dari retensi air dan kehilangan / penurunaqn konsentrasi sodium dapat menyebabkan hiponatremia. Pandangan umum bahkan retensi cairan adalah penyebab tunggal hiponatremia bias pada pasien gagal ginjal type oliguric.
Post a Comment for "Hitung Sodium"