PENGARUH KONSUMSI KOPI PADA IBU HAMIL TERHADAP BAYI LAHIR MATI DAN KEMATIAN PADA BAYI LAHIR HIDUP SEBELUM USIA 11 TAHUN




ABSTRAK
Objektif : Untuk mempelajari hubungan antara pengaruh konsumsi kopi selama kehamilan terhadap bayi lahir mati dan kematian pada bayi lahir hidup sebelum usia 1 tahun.
Desain : Study prospektif
Tempat Penelitian :Aarhus University Hospital, Denmark 1989 – 1996.
Obyek Penelitian : 18.478 wanita hamil tunggal yang mendapat informasi yang valid tentang konsumsi kopi selama kehamilan.
Batasan Penelitian : Lahir mati (stillbirth); kelahiran janin mati pada usia kehamilan  28 minggu. Bayi mati (infant death); kematian bayi lahir hidup sebelum usia 1 tahun.
Hasil : Wanita hamil yang mengkonsumsi 8 cangkir atau lebih kopi perharinya memiliki resiko lebih tinggi terhadap lahir mati dibandingkan dengan wanita hamil yang tidak mengkonsumsi kopi. Dibandingkan dengan wanita hamil yang mempunyai kebiasaan merokok dan minum alkohol, resiko lahir mati lebih rendah pada wanita hamil yang mengkonsumsi kopi. Paritas, usia ibu, status pernikahan, tingkat pendidikan, pekerjaan, indeks massa tubuh, tidak mempengaruhi perkiraan hasil penelitian. Tidak ada hubungan yang berarti antara ibu hamil yang mengkonsumsi kopi dengan kematian bayi pada 1 tahun pertama hidupnya.
Kesimpulan : Konsumsi kopi pada ibu hamil berhubungan dengan peningkatan resiko lahir mati, tetapi tidak berhubungan dengan kematian bayi.

PENDAHULUAN
Kopi adalah stimulan yang paling umum dikonsumsi, yang berisi kafein(1), kafein walaupun merupakan komponen utama dalam kopi, tetapi dapat juga ditemukan dalam teh, coklat dan cola. Konsumsi kafein selama kehamilan memiliki hubungan dengan peningkatan resiko abortus spontan(2) (3) dan berat bayi lahir rendah(4) (5). Dosis kafein yang tinggi perhari pada kera hamil dapat meningkatkan resiko lahir mati.

Kafein meningkatkan pelepasan katekolamin dari medula adrenal. Pelepasan katekolamin ini akan menyebabkan vasokonstriksi pada sirkulasi utero plasenta sehingga terjadi hipoksia janin(7) (8). Kafein juga memiliki efek langsung pada sistem kardiovaskuler janin yang dapat menimbulkan takikardi dan aritmia.

OBJEK PENELITIAN
Kami mengundang semua ibu hamil yang akan melahirkan di Departemen Obstetrik dan Gynekologi di rumah sakit Universitas Aarhus mulai September 1989 hingga Agustus 1996 untuk berpartisipasi dalam penelitian. Hampir semua ibu hamil bergabung dengan program antenatal care, mereka melengkali dua kuesioner sebelum kunjungan pertama untuk ante natal care rutin sekitar usia kehamilan 16 minggu.
Kami menggunakan informasi dari kuesioner pertama untuk menggali data riwayat kesehatan dan riwayat obstetrik, usia ibu hamil, kebiasaan merokok sebelum kehamilan dan selama trimester pertama dan konsumsi alkohol selama kehamilan. Dari kuesioner kedua kami mengggali informasi terhadap konsumsi kopi, teh, coklat, dan kola, status pernikahan, pendidikan dan status pekerjaan. Kami menanyakan tentang informasi terbaru konsumsi kopi, teh, coklat dan kola. Ibu hamil harus menyebutkan berapa cangkir perhari mengkonsumsi kopi, teh, coklat, atau berapa botol perhari mengkonsumsi kola. Informasi tentang persalinan kami dapat dari formulir registrasi kelahiran yang diisi oleh bidan segera setelah persalinan. Sebelum data dimasukkan, semua formulir regristrasi kelahiran diperiksa secara manual dan dibandingkan dengan rekam medik catatan bidan.
Informasi tentang kelahiran mati kami dapat dari data yang kami kumpulkan pada departemen kami dan dari registrasi kelahiran Danish medical (12) (13) menurut catatan yang diambil dari identitas ibu hamil, informasi tentang kematian selama satu tahun pertama kehidupan didapat dari daftar penyebab kematian (14), yang dicatat oleh Dewan Kesehatan Nasional Danish dan dari sistem catatan sipil. Kami mendefinisikan bayi lahir mati sebagai kelahiran janin mati pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih, sedangkan bayi mati adalah kematian pada bayi lahir hidup sebelum usia 1 tahun.

Populasi penelitian dibatasi pada kehamilan tunggal pada ibu hamil yang mengisi kuesioner pertama dan yang melahirkan setelah usia kehamilan 28 minggu (n = 25395) populasi penelitian selanjutnya dibatasi pada ibu hamil tunggal dengan informasi yang valid tentang konsumsi kopi selama kehamilan (n = 18478).

Kami menganalisa jumlah konsumsi kopi perhari sesuai kategori (0, 1-3, 4-7 dan > 8 cangkir perhari). Satu cangkir kopi mengandung sekitar 100 mg kafein, kami juga menggali informasi tentang konsumsi teh, coklat, dan kola tetapi hanya beberapa ibu hamil yang terpapar terhadap kafein dosis tinggi dari teh, coklat dan kola. Oleh karena itu kami tidak dapat mempelajari secara jelas pengaruh konsumsi kafein dari sumber selain kopi.

HASIL
Dari 18478 wanita hamil 7878 (43%) tidak mengkonsumsi kopi, 6362 (34%) mengkonsumsi 1-3 cangkir kopi perhari, 3288 (18%) mengkonsumsi 4-7 cangkir kopi perhari, 950 (5%) mengkonsumsi 8 cangkir kopi lebih.
Resiko lahir mati meningkat dengan banyaknya mengkonsumsi kopi perharinya selama kehamilan. Dimana dibandingkan dengan wanita hamil yang tidak mengkonsumsi kopi selama kehamilannya dengan wanita hamil yang mengkonsumsi 1-3 cangkir kopi perhari lahir mati meningkat 20%, 4-7 cangkir kopi perhari resiko lahir meningkat 80%. Sedangkan pada wanita hamil yang mengkonsumsi lebih dari 8 cangkir kopi perhari maka resiko lahir mati meningkat 300%.




No. Wanita Hamil Jumlah %
1.
2.
3.
4. Tidak mengkonsumsi kopi
Mengkonsumsi 1-3 cangkir kopi perhari
Mengkonsumsi 4-7 cangkir kopi perhari
Mengkonsumsi 7-8 cangkir kopi perhari 7.878
6.362
3.288
950 43
34
18
5
18.478 100

No. Wanita Hamil Lahir mati meningkat
(%)
1.
2.
3. Mengkonsumsi 1-3 cangkir kopi perhari
Mengkonsumsi 4-7 cangkir kopi perhari
Mengkonsumsi 7-8 cangkir kopi perhari 20
80
300


DISKUSI
Dari 18.478 hasil penelitian, resiko terjadinya lahir mati meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah cangkir kopi yang dikonsumsi selama kehamilan. Dari hasil penelitian ini juga didapatkan bahwa angka kematian relatif kecil dan perkiraan resiko lahir mati pada wanita yang banyak mengkonsumsi kopi adalah sebanyak 11 kasus.

Wanita yang tidak mengkonsumsi kopi selama kehamilan, resiko lahir mati lebih rendah dibandingkan dengan wanita yang mengkonsumsi 1-3 cangkir kopi perhari, sedikit peningkatan terjadi pada wanita yang mengkonsumsi 4-7 cangkir kopi perhari, dan hampir 2 kali lipat resikonya pada wanita yang mengkonsumsi 8 atau lebih cangkir kopi perhari. Hasil yang didapat ini merupakan indikasi bahwa ambang batas efek yang ditimbulkan adalah antara 4-7 cangkir kopi perhari.

Wanita yang banyak mengkonsumsi kopi biasanya disertai dengan adanya kebiasaan merokok dan banyak mengkonsumsi alkohol(10) karena informasi tentang gaya hidup dan sosiodemografi ibu juga diperhatikan, hal ini sedikit merubah hubungan antara konsumsi kopi dan resiko lahir mati, dilain pihak, faktor lain seperti faktor gizi dan kebiasaan makan, mungkin dapat mempengaruhi resiko. Dan juga, pada penelitian ini dilakukan pada suatu populasi homogen yang memiliki angka kematian janin yang rendah, yang merupakan cerminan akan rendahnya resiko lahir mati. Hubungan antara konsumsi kopi dan lahir mati mungkin akan lain jika penelitian dilakukan pada suatu populasi yang memiliki angka resiko lahir mati yang tinggi.

Analisa yang bervariasi mengindikasikan adanya peningkatan resiko kematian pada bayi lahir hidup sebelum usia 1 tahun, setelah terexpos kopi pada saat janin intrauterin. Dan ternyata pada wanita yang merokok selama kehamilan tidak ditemukan hubungan yang berarti. Hal ini mungkin disebabkan karena kopi tidak berhubungan langsung dengan kematian janin, dan dalam hal ini pengurangan konsumsi kopi dalam kehamilan tidak berpengaruh terhadap kematian bayi.

Kami meneliti wanita yang mengkonsumsi kopi dengan usia kehamilan 16 minggu. Kami tidak mendapat informasi tentang besar cangkir dan jenis kopi yang dikonsumsi. Pada saat pengumpulan data informasi yang didapat tidak biasa dengan pengetahuan ibu yang mengkonsumsi kopi dengan prognosa kehamilannya. Adanya konsumsi kopi yang tinggi dan cepatnya metabolisme yang terjadi pada perokok/kami simpulkan bahwa efek fototoxie dari kafein dapat ditimbulkan dari kebiasaan merokok pada wanita hamil, tetapi bagaimanapun juga resiko lahir mati pada wanita hamil peminum kopi dengan atau tanpa kebiasaan merokok hampir sama.

REFERENSI

1. Muhajarine N, D’Arcy C, Edouard L. Prevalence and predictors of health risk behaviours during early pregnancy: Saskatoon pregnancy and health study. Can J Public Health 1997; 88: 375-379[ISI][Medline].

2. Fernandes O, Sabharval M, Smiley T, Pastuszak A, Koren G, Einarson T. moderate to heavy caffeine consumption during pregnancy and relationship to spontaneous abortion and abnormal fetal growth: a meta-analysis. Reprod Toxicol 1998; 12: 435-444[CrossRef][ISI][Medline].
3. Cnattingius S, Signorello LB, Anneren G, Clausson B, Ekbom A, Ljunger E, et al. Caffeine intake and the risk of first-trimester spontaneous abortion. N Engl J med 2000; 343 : 1839-1845[Abstract/Free Full Text].

4. Fortier I, Marcoux S, Beaulac-Baillargeon L. Relation of caffeine intake during pregnancy to intrauterine growth retardation and preterm birth. Am J Epidemiol 1993; 137 : 931-940[Abstract].

5. Golding J. Reproduction and caffeine consumption-a literature review. Early Hum Dev 1995; 43 : 1-14[CrossRef][ISI][Medline].

6. Gilbert SG, Rice DC, Reuhl KR, Stavric B. Adverse pregnancy outcome in the monkey (Macaca fascicularis) after chronic caffeine exposure. J Pharmacol Exp Ther 1988; 245 : 1048-1053[Abstract].

7. Weathersbee PS, Lodge JR. Caffeine : its direct and indirect influence on reproduction. J Reprod Med 1977; 19 : 55-63[ISI][Medline].

8. Kirkinen P, Jouppila P, Koivula A, Vuori J, Puukka M. The effect of caffeine on placental and fetal blood flow in human pregnancy. Am J Obstet Gynecol 1983; 147 : 939-942[ISI][Medline].

9. Resch BA, Papp JG. Effects of caffeine on the fetal heart. Am J Obstet Gynecol 1983; 146 : 231-232[ISI][Medline].

10. Watkinson B, Fried PA. Maternal caffeine use before, during and after pregnancy and effects upon offspring. Neurobehav Toxicol Teratol 1985; 7 : 9-17[ISI][Medline].

11. Wisborgh K, Kesmodel U, Henriksen TB, Olsen SF, Secher NJ. Exposure to tobacoo smoke in utero and the risk of stillbirth and death in the first year of life. Am J Epidemiol 2001; 154 : 322-327[Abstract/Free Full Text].

12. Kristensen J, Langhoff-Ross J, Skovgaard LT, Kristensen FB. Validation of the Danish birth registration. J Clin Epidemiol 1996; 49 : 893-897[CrossRef][ISI][Medline].

13. Knudsen LB, Borlum Kristensen F. Monitoring perinatal mortality and perinatal care with a national register : content and usage of the Danish medical birth register. Community Med 1986; 8 : 29-36[ISI][Medline].

14. Juel K,Helweg-Larsen K. The danish registers of causes of death. Dan Med Bull 1999; 46 : 354-357[ISI][Medline].

15. Bunker ML, McWilliams M, Caffeine content of common beverages. J Am Diet Assoc 1979; 74 : 28-32[ISI][Medline].
16. Anderson KV, Helweg-Larsen K, Lange AP. [Classification of perinatal and neonatal deaths. Fetal, obstetrical and neonatal causes]. Ugeskr Leager 1991; 153 : 1494-1497 [Medline]. (In Danish with English abstract).

17. Cook DG, Peacock JL, Feyerabend C, Carey IM, Jarvis MJ, Anderson HR, et al. Relation of caffeine intake and blood caffeine concentrations during pregnancy to fetal growth : prospective population based study. BMJ 1996; 313 : 1358-1362[Abstract/Free Full Text].

18. Domininguez-Rojas V, de Juanes-Pardo JR, Astasio-Arbiza P, Ortega-Molina P Gordilo-Florencio E. Spontaneous abortion in a hospital population : are tobacco and coffee intake risk factors ? Eur J Epidemiol 1994; 10 : 665-668[ISI][Medline].

(Accepted 5 December 2002)

Post a Comment for "PENGARUH KONSUMSI KOPI PADA IBU HAMIL TERHADAP BAYI LAHIR MATI DAN KEMATIAN PADA BAYI LAHIR HIDUP SEBELUM USIA 11 TAHUN"