Panduan Budidaya Jamur Kuping

Sumber Gambar: dewijamur.com
Panduan Budidaya Jamur Kuping
Jamur kuping dapat ditanam di daerah beriklim dingin sampai panas atau bahkan di daerah yang memiliki 4 musim. Jamur ini dapat hidup pada suhu antara 120 - 350 C, dan suhu idealnya 200 - 300 C. Kelembapan lingkungan tumbuh yang dibutuhkan jamur kuping sekitar 80 - 90%.

Jamur kuping sesuai untuk usaha skala rumah tangga karena prospeknya cukup baik dan harga jualnya relatif mahal. Beberapa jenis jamur kuping yang sering dibudidayakan di Indonesia biasanya dibedakan berdasarkan warna tubuh buahnya. Pertama, jamur kuping merah, red jelly, kikurage (Auricularia yudae). Cirinya tubuh buah berwarna kemerahan dengan ukuran lebih besar dibandingkan jamur kuping hitam. Kedua, jamur kuping hitam, black jelly, arage kikurage (Auricularia polytricha), tubuh buahnya berwarna keunguan atau hitam dengan lebar 6-10 cm. Ketiga, jamur kuping agar, white jelly, siro kikurage (Tremella fuciformis), tubuh buahnya berwarna putih dan ukurannnya lebih kecil dan tipis.

1. Persiapan bibit
Agar hasil panen optimal, gunakan bibit jamur kuping yang bermutu. Untuk usaha budidaya skala kecil cukup membeli bibit F4 yang siap pakai.

2. Tahap budidaya
Untuk budidaya jamur kuping menggunakan baglog tahapannya adalah sebagai berikut.

a. Menyiapkan media tanam, yaitu serbuk gergaji kayu yang telah diayak 85-90%, bekatul 10-15%, kapur CaCO3 1-2%, dan air secukupnya. Campur serbuk kayu, kapur, dan bekatul hingga rata atau sampai diperoleh kadar air media sekitar 50-70%.

b. Fermentasi media tanam, bertujuan untuk mendapatkan media yang ideal bagi pertumbuhan jamur kuping. Caranya media tersebut didiamkan selama 3-5 hari. Selama proses fermentasi, suhu media akan meningkat hingga mencapai 70oC. Agar fermentasi merata maka perlu dilakukan pembalikan media setiap 2 -3 hari. Media yang siap digunakan ditandai dengan berubahnya warna media menjadi cokelat atau kehitaman.

c. Pembuatan baglog. Media tanam hasil fermentasi dimasukkan ke dalam kantong plastik tahan panas berkapasitas 1 kg, berukuran 30 x 20 cm dengan tebal 0,5 mm hingga setinggi 20 cm. Media tersebut kemudian dipadatkan menggunakan pengepres atau dipikul-pukul menggunakan botol. Pemadatan dilakukan hingga bagian bawah plastik rata dan menyerupai botol (baglog). Bentuk leher plastik mengerucut agar mudah dimasukkan ring. Selanjutnya tutup mulut botol dengan kapas dan pasang penutup baglog dengan plastik penutup. Tujuannnya agar pada saat sterilisasi/pengukusan air tidak mudah masuk ke dalam baglog.

d. Sterilisasi. Prinsip sterilisasi pada media tanam jamur adalah menguapi media tanam agar mikroba liar mati sehingga media terbebas dari kontaminasi.Sterilisasi dilakukan pada suhu 950 - 1200 C dalam waktu 6-8 jam. Baglog yang telah disteriisasi kemudian didiamkan di ruang inokulasi hingga suhunya kembali normal. 

e. Inokulasi. Bila suhu pada baglog telah kebali normal, lakukan inokulasi bibit/penanaman bibit pada masing-masing baglog. Selama proses inolukasi, ruangan dan proses kerjanya harus selalu dalam keadaan steril dan sirkulasi udara dalam ruangan berlangsung baik. Metode inokulasi yang perlu dilaksanakan adalah sbb:
  • Semparot kedua telapak tangan dengan alkohol 70%.
  • Panaskan stik besi atau kawat dengan membakarnya di atas api spiritus, lalu dinginkan.
  • Semprot botol bibit dengan alkohol agar steril, buka tutup kapas baglog di atas api spiritus untuk mengurangi kontaminasi, kemudian masukkan stik/kawat ke dalam botol bibit. 
  • Lepas penutup baglog, masukkan bibit ke dalam mulut baglog, goyang cincin agar bibit menyebar kepermukaan baglog, kemudian tutup kembali baglog dengan kapas. 
f. Inkubasi. Agar miselium jamur kuping segeraq tumbuh, lakukan inkubasi baglog pada suhu 280 - 350 C, kelembapan 80%, dan cahaya lampu TL 60 watt. Inkubasi jamur kuping dinyatakan selesai setelah 4 - 8 minggu, atau ditandai dengan pertumbuhan miselium berwarna putih yang memenuhi baglog. Jika lebih dari 5 minggu masa inkubasi baglog tidak ada pertumbuhan miselium, pertanda inokulasi yang dilakukan gagal.

3. Panen.
Waku panen jamur kuping yang tepat adalah bila jamur kuping telah tumbuh maksimal yang ditandai dengan gelombang yang tidak rata di tepi jamur. Ini dicapai pada umur 3-4 minggu sejak pembentukan calon tubuh buah. Dalam satu periode penanaman selama 5-6 bulan, jamur kuping dapat dipanen 4 - 6 kali. Panen jamur kuping dilakukan dengan cara mencabut jamur kuping beserta akarnya. Akar yang tidak tercabut bisa mengganggu pertumbuhan jamur berikutnya. Untuk itu bila ada yang tertinggal, pastikan untuk segera mengeluarkannya dari baglog.

Penulis: Enisar Sangun, Penyuluh Pertanian Madya (e_sangun@yahoo.co.id, 081386333549). Sumber: Yohana IS dan C Saparino.(2010). Usaha 6 Jenis Jamur Skala Rumah Tangga. Jakarta: Percetakan berkat Jaya.

Post a Comment for "Panduan Budidaya Jamur Kuping"