Patofisiologi dan Diagnosis Normal Pressure Hydrocephalus


      Normal pressure hydrocephalus adalah hidrosefalus tetapi tidak terjadi peningkatan tekanan di dalam kepala. Sebagian besar penyebabnya tidak diketahui (idiopatik) sehingga seringkali hidrosefalus jenis ini disebut sebagai Idiophatic Normal Pressure Hydrocephalus (INPH). Penyakit ini sering menyerang pada usia > 40 tahun dan menyebabkan kualitas hidup penderitanya berkurang. Saat ini patofisiologi dan penegakan diagnosis pasien dengan INPH masih terus menjadi tantangan, demikian juga dengan tata laksana pasien INPH.


INPH terjadi karena penumpukan cairan otak di kepala

Secara anatomi di kepala manusia terdapat satu ruangan di tengah otak yang disebut ventrikel. Ruangan ini terbagi atas 3 ruang dengan saluran penghubung antar ruangan. Ventrikel secara normal terisi cairan otak yang diproduksi di ventrikel kemudian mengalir dan diserap untuk mengatur fisiologis otak. Pada kondisi tertentu, misalkan pada sumbatan, aliran cairan otak ini terganggu dan menyebabkan penumpukan cairan di ventrikel. Pada anak-anak kompensasi penumpukan ini adalah pembesaran kepala karena pelekatan tulang kepala pada anak masih belum sempurna sehingga kepala dapat membesar. Pada orang dewasa penyatuan tulang kepala sudah sempurna sehingga pada akhirnya otak (terutama bagian yang berdekatan dengan ventrikel) akan terdesak oleh pembesaran ventrikel.

Penderitaan pasien INPH dimulai dengan penekanan oleh cairan otak ke ventrikel. Penekanan ke ventrikel oltak akan diteruskan ke bagian otak lainnya dan akan menimbulkan gangguan yang beragam dan luas. Gangguan yang terjadi pada pasien dapat berupa gangguan tingkat kesadaran, penderita jadi sering tidur, penurunan kecepatan psikomotor, gangguan perhatian dan konsentrasi, gangguan pemikiran visospasial dan konstruktif, gangguan memori dan belajar, penurunan kemampuan berhitung, penurunan kemampuan membaca dan menulis, gangguan berpikir abstrak dan gangguan fungsi eksekutif lainnya.

Diagnosis INPH

Untuk menegakkan diagnosis INPH bukan perkara yang mudah. Penampakan klinis pasien yang mirip penyakit degeneratif otak yang lain sering mengaburkan diagnosis. Selama ini penegakan diagnosis didasarkan pada trias (3 gejala) yang menjadi ciri khas Normal Pressure Hydrocephalus ditambah dengan pemeriksaan CT Scan atau MRI serta pengukuran tekanan cairan otak. Tiga gejala klinis tersebut adalah gangguan langkah, gangguan frekuensi kencing (sering kencing), serta kemunduran kemampuan mengingat. Kemudian dengan gambaran CT Scan atau MRI menunjukkan gambaran pembesaran ventrikel, tetapi pada pengukuran tekanan cairan otak menunjukkan bahwa cairan otak mempunyai tekanan yang normal yaitu sebesar 5- 18 mmHg (70-245 mmH2O).

Relkin dkk pada tahun 2005 mengusulkan penggolongan pasien INPH. Dari penelitian yang mereka lakukan, mereka menyarankan untuk menentukan diagnosis berdasar riwayat, kondisi klinis pasien, gangguan neuropsikologi yang terjadi, gambaran CT scan atau MRI serta pengukuran tekanan cairan otak dengan pungsi lumbal. Dari kriteria tersebut pasien digolongkan menjadi Probable INPH, possible INPH, dan unlikely INPH.

Sementara itu Matthew J. McGirt, dkk pada tahun yang sama menggunakan monitoring tekanan cairan otak untuk diagnosis INPH. Diagnosis ini dilakukan dengan pemasangan selang kecil di punggung pasien untuk monitoring tekanan cairan otak serta pola gelombang yang terpantau. Pola gelombang A dan B merupakan gambaran adanya INPH pada pasien.

Untuk penanganan di Indonesia penulis belum mendapat literatur lebih lanjut.(AJ)


Post a Comment for "Patofisiologi dan Diagnosis Normal Pressure Hydrocephalus"